Thursday, November 12, 2009

LANGKAH SATU : BELI BISNIS TANPA MODAL DARI TABUNGAN

Saya ingat sekitar 2 tahun lalu, kondisi keuangan saya seperti rate race, artinya antara pemasukan dengan pengeluaran kejar-kejaran. Hal ini tanpa saya sadari sampai beberapa lama. Saya hidup hanya mengikuti "kemana air mengalir" saja, tanpa ada kemauan memikirkanya, apalagi untuk merubahnya atau melawan arus tersebut.

Ketika ada sebuah pencerahan menghampiri saya, maka hal pertama yang saya kerjakan adalah membuat target. Sedemikian target saya buat yang sekiranya saya mampu mencapainya. Maklum karena ini adalah target pertama saya. Saya kerjakan dan niatkan sepenuh hati untuk menjalaninya.

Pola pikir memberdayakan apa yg kita punya, dalam hal ini bisa dibilang "aset" adalah hal pertama yg menjadi prioritas saya. Saat itu saya hanya mempunyai sebuah rumah yg saya tempati bersama keluarga saya. Rumah itu kalau menurut Kiyosaki adalah liabilitas, maka saya rubah harus menjadi aset bagi keluarga saya. Itulah langkah pertama dalam revolusi keuangan saya.

Saya bergegas untuk pergi ke bank mencari informasi mengenai berbagai macam pinjaman. Alhasil saya mendapatkan sebuah produk bank yg disebut "refinancing", yaitu peminjaman dana di bank dg agunan rumah kita, tetapi tingkat bunga dan masa kredit disamakan dg KPR. Dari proses itu saya disetujui untuk dipinjami dana segar sebesar 200 juta dg tenggat waktu 15 tahun dengan cicilan sekitar 2,5 jt per bulan.

Dapat dana segar yg besar, tidak membawa saya untuk mempergunakan dana tersebut untuk komsumtif. Saya belikan sebuah bisnis yang sudah branded seharga besaran uang tersebut tanpa menambah dari tabungan saya. Jadi uang dr bank tersebutlah yg membiayai saya membeli bisnis itu. Dalam perjalan waktu berlalu, bisnis tersebut alhamdulillah sampai sekarang menghasilkan keuntungan jauh diatas besarnya kewajiban cicilan ke bank tiap bulannya.

Jadi saat itu dg tanpa mengeluarkan modal dari tabungan, saya bisa memiliki bisnis yg branded dg penghasilan melebihi cicilan pinjaman bank. Selisih uang tersebut menjadi milik saya tiap bulannya dan saya nikmati sebagi "passive income". Kalau dulu orang mengatakan bahwa "kalau mau hasil lebih, maka harus bekerja lebih". Ternyata hal tersebut tidak seluruhnya benar, karena saat sekarang saya bekerja di kantor dg waktu tetap, gaji tetap, tetapi penghasilan (income) saya naik drastis dibandingkan dulu.

Dihitung-hitung dari pada saya menyimpan sertifikat di rumah, dimana resikonya jauh lebih tinggi....maka mendingan saya menitipkan sertifikat tersebut di bank yg jauh lebih aman, dan bahkan saya dipinjami uang dari sana. Nah sekarang rumah yg saya tempati bukan merupakan liabilitas lagi bagi saya, tetapi rumah itu sudah bisa membiayai dirinya sendiri seperti bayar pajak, maintenance, bayar listrik, bayar air, bahkan memberikan income terus setiap bulannya kepada keluarga saya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dan bahkan utk ditabung.

Sekarang saya sangat bersyukur, karena diberikan pencerahan, keluarga, teman, komunitas, dan lingkungan yg mendukung semua itu. Tetapi semua memang kembali pada diri kita sendiri.....kita mau berubah atau tidak. Kalau memang mau untuk berubah, maka niat dan bertindaklah. jangan menunggu waktu....karena waktu terus berjalan dan kita semakin kehabisan waktu.

Ariev Soelistiyono
CV. GEMILANG SUKSES SEJAHTERA
CV. GEMILANG RIZKI BAROKAH
PT. GEMILANG PADI JAYA
PT. GEMILANG GROUPS

Sunday, June 7, 2009

FINANCIAL ROENTGEN (LAPORAN PEMBUKUAN) MENUJU FINANCIAL FREEDOM

Laporan pembukuan (financial roentgen) disini saya maksudkan adalah laporan keuangan dalam realita keuangan di dalam rumah tangga masing-masing. Contoh dalam hal ini adalah keluarga saya sendiri.

Mengapa saya menuliskan permasalahan ini, karena menurut hemat saya, hal ini sangat penting sebagai dasar untuk membuat blue print menuju Financial Freedom (FF). Kenapa Financial Freedom, karena dengan kondisi tersebut adalah kondisi dimana seseorang dalam keadaan mencapai kebebasan dalam permasalahan keuangan dan dirinya bebas untuk menentukan gaya hidupnya tanpa harus mempunyai kewajiban untuk bekerja dalam jangka waktu yang dia kehendaki. Jadi bekerja adalah sebuah pilihan bukan lagi sebuah kewajiban dan keharusan. Bekerja disini saya maksudkan adalah bekerja sebagai karyawan dan ikut seseorang atau perusahaan, dan dalam kondisi ideal tadi kita masih bisa bekerja untuk mengerjakan sesuatu dan fokus dalam sesuatu itu yang benar-benar kita inginkan dan tanpa keterpaksaan dari pihak luar sama sekali.

Siapa saja pasti menginginkan kondisi itu. Semua orang bekerja untuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan kalau ada sisa lebih untuk mempertahankan gaya hidupnya. Hal itu adalah sebuah kodrat, jadi semua akan menjalani hal tersebut tanpa kecuali.

Tetapi ada suatu jalan, dimana kalau kondisi umumnya bagi seseorang berlaku bahwa dia bekerja untuk mengejar (mencari-red) uang, tetapi bisa dibalik bahwa dia tanpa bekerja, atau bekerja sedikit, tetapi uang yg bekerja untuk dirinya. Dan ini bisa terjadi dengan sedikit merubah mindset diri kita. Ini bukan membicarkan MLM atau sejenisnya, tetapi saya sedang membicarkan konsep bagaimana menggunakan logika dan memberdayakan segala sesuatu yang kita punyai. Dan ini juga yang saya alami selama setahun belakangan ini serta menjadi fokus dan konsentrasi road map saya bersama istri tercinta.

Langkah pertama yang saya jalani adalah membuat Laporan Keuangan dalam rumah tangga saya. Kami (saya & istri) secara terbuka dan jujur membicarakan detail pengeluaran dari semua kebutuhan kami. Kami tuliskan detail satu persatu pengeluaran kami. Dan betapa terperanjatnya kami mengetahui total pengeluaran tiap bulannya. Sungguh sangat tidak masuk akal, ketika kami menemukan bahwa pengeluaran kami lebih besar dari pemasukan (gaji saya karena saya sbg karyawan) selama ini. Dari kondisi itu, saya mengajukan penawaran dan solusi ke istri untuk membuat bagaimana caranya agar pengeluaran bisa ditekan dan memcapai finish kalkulasi yang positif.

Bermula dari sanalah, sebuah tujuan ditentukan, sebuah strategi di rencanakan dan sebuah action kami mulai. Dengan mengkombinasikan pemberdayaan aset yg kami punya, akhirnya diluar hasil usaha-usaha kecil kami, dalam waktu tidak sampai satu tahun income kami meningkat tajam. Setiap bulan kami bisa menyisihkan uang untuk mengejar tujuan dan fokus selanjutnya. Kami bisa membeli sebuah usaha minimarket yang sangat profesional pengelolaannya. Semua dioperasikan oleh master franchisenya, dan kami hanya menunggu hasil tiap bulannya lengkap dengan laporan hasil penjualan dan profitnya tanpa harus pusing mengelolanya. Hal ini memang saya pilih karena yang saya kejar adalah passive income.

Siapa sangka bahwa saya bisa memiliki sebuah minimarket dg harga hampir setengah milyard. Itu semua adalah hanya sebuah kemurahan dari Alloh SWT dan LOA (law of attractor) serta fokus kami sekeluarga. Pembuatan laporan keuangan, pemberdayaaan aset dan fokus dalam melakukan strategi yg disepakati adalah sebuah usaha yg membawa kami menuju arah yg semakin dekat dari yg kami rencakan dan kami impikan. Dan semua orang pasti bisa. karena saya saja bisa. Kalau kita berpikir tidak bisa, maka kenyataannya tidak bisa. Maka berpikirlah bisa, biar kenyataan yg datang adalah bisa.

What's next?
Selanjutnya adalah bagaimana menduplikasi usaha tersebut, bagaimana caranya agar saya bisa memiliki minimarket itu minimal 3 buah dalam tahun ini? InsyaAlloh dalam waktu dekat saya akan mengambil satu lagi, dan tinggal mencari cara memenuhi target pertama untuk memiliki satu lagi biar menjadi 3 buah outlet dalam tahun ini. Setiap usaha pasti ada jalan, dan saya sangat mempercayai itu. Apabila saya memiliki satu lagi, maka income saya sudah semakin mencapai financial freedom yg saya kejar, karena total passive income saya semakin mendekati 3X dari ekspenses saya. InsyaAlloh.....semoga Alloh memberkahi dan memberikan kemudahan dan kemurahanNya dalam usaha saya ini.

Jadi kondisi sekarang, income saya mengalami kenaikan hampir 100% dari sebelumnya. Dan ini adalah passive income. Apa strategi selanjutnya? Tunggu tulisan saya selanjutnya bagaimana agar usaha kita mengalami leverage (daya ungkit) dalam hal percepatan waktu dan percepatan income menuju Financial Freedom. Bagaimana caranya memiliki usaha dg omset milyaran setahun tanpa kita harus pusing ikut bekerja? Dan bagaimana caranya agar usaha kita semakin banyak duplikasinya tanpa harus mengeluarkan uang dari kantong kita? Simak terus tulisan saya hanya di blog ini.
Terima kasih.

Ariev Soelistiyono
CV. GEMILANG SUKSES EJAHTERA
CV. GEMILANG RIZKI BAROKAH

Thursday, May 28, 2009

FOKUS DI INCOME

Sudah sekian lama saya tidak menuliskan uneg-uneg ke dalam blog tercinta ini. Begitu banyak kisah dan cerita dalam perjalanan saya, khususnya dalam mencapai tujuan yg telah saya tuliskan bersama istri. Tujuan yg akan membawa kebahagiaan kami sekeluarga dalam mengarungi hidup ini.

Entah mungkin sudah setahun saya tidak menulis apa-apa disini. Hari ini, rasanya ada kekuatan yg membawa ku untuk membuka kembali blog ku yg telah lama tidak saya buka. Dan.....inilah tulisan saya setelah lama terdiam.

Dalam setahun teakhir ini memang banyak sekali kisah suka duka dalam perjalanan usaha ku. Tapi semua kami nikmati bersama keluarga tentunya. Pahit getir dan manisnya perjalanan usaha sangat kami rasakan demi mencapai tujuannya. Dan di saat ini kami bisa bercerita kembali utk membuka road map perjalanan kami. Satu demi satu halangandan tantangan kami hadapi.

Saat itu.....kami (saya & istri) memang sangat konsen dan fokus akan usaha-usaha kami yg masih kecil-kecil, bahkan tdk jarang tutup, buka kembali, tutup lagi, ganti usaha lagi....dan seterusnya. Tetap semangat....itulah motto kami bedua.Dan di tengah perjalanan itu, kami sering melewati bersama dg ikut acara2 pelatihan di TDA ataupun sharing di Master Mind Bekasi II. Banyak manfaat yg kami dapatkan dr sana.

Dari situlah, kami kembali harus mengambil langkah yg kongkrit utk mencapai tujuan lebih cepat. Diskusi dan pemikiran yg terus menerus menghasilkan langkah-langkah yang membawa kami untuk memberanikan diri melakukan loncatan langkah yg besar. Dan akhirnya kami sepakati bahwa harus fokus dan fokus di INCOME. Kami bikin laporan pembukuan diri kami sekeluarga agar bisa mengetahui expenses kami sebulan, dan sungguh terhenyak dg hasil menulis biaya hidup kami sebulan itu. Betapa boros dan tdk terkontrolnya pengeluaran kami selama ini.

Dari situlah kami (saya & istri) sepakat utk memperbaiki pengeluaran dg jalan apa yg bisa di tekan harus ditekan jumlah pengeluarannya. Dan semua biaya utk liabilitas kami akan kami hilangkan. Dari langkah tersebut, akhirnya kami tentukan jumlah ekpenses dan jumlah target income kami utk beberapa bulan ke depan. Kami tentukan tujuan kami dan dituliskan di kamar serta di tempel di dinding.

Saat ini.....alhamdulillah income kami bisa meningkat tajam dibanding tahun lalu sebelum ada laporan pembukuan tersebut. Memang mindset adalah hal mendasar yg harus dirubah dulu sebelum melangkah lebih jauh. Sekarang kami sudah memiliki bisnis ritel minimarket 1 outlet (mundur 3 bulan dr target) dan insyaAlloh akan menambah 1 lagi tinggal menunggu kabar dari franchisor. Tambahan usaha juga alhamdulillah jalan lancar karena kemurahan Alloh SWT semata. Usaha lama juga semakin berkembang walaupun agak lambat. Ada rencana juga kami akan menambah jenis usaha baru di makanan juga.

Dan sekarang kami juga senang karena punya hutang di Bank cukup banyak....dan nantinya rencananya akan menambah lagi hutangnya. Dari perjalanan ini akhairnya sekarang hobi kami adalah mencari hutang di Bank. Yang dulunya kami anti hutang...sekarang malah gede-gedean hutang. he..he..he...

Dan dari semua itu, kami sudah tahu bagaimna road map kami selanjutnya, bagaimana meleverage asset kami dan daya ungkit income kami ke depan.....semua sudah dalam blue print kami. Yang penting...kami menggelindingkan bola salju bukan bola kulit, dimana semakin berjalan akan semakin besar bolanya. Demikian juga disini kami fokus dan fokus di income, maka kami mengejar income kami (passive income) 3 X expenses kami....dan kami menuju financial freedom.
Doakan ya....


Ariev Soelistiyono
CV. GEMILANG SUKSES SEJAHTERA
PT. GEMILANG SHAFIRA JAYA