Wednesday, August 22, 2007

MENJEMPUT RIZKI

Dalam hidup yang sudah digariskan Sang Pencipta ini, rejeki, jodoh dan ajal adalah hal secret yang hanya Dia yang berhak tahu bagi umatNya. Kalau jodoh dan ajal, mungkin banyak dari kita atau semua dari kita bahkan sudah bukan suatu permasalahan. Dan yang sangat banyak variabelnya dan ingin saya tulis disini adalah masalah rizki. Karena rizki bagi setiap orang adalah hal krusial dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin menghimpit ini.

Kalau menurut segi agama, rizki itu sudah ditentukan dari atas. Ah itu bukan rizki aku, begitu kalau kita sedang mengejar sesuatu tetapi tidak berhasil. Artinya, seberapa besar rizki seseorang itu kita tidak tahu besarnya berapa, yang pasti kita diharuskan berusaha dan berdo'a supaya memperoleh rizki ini.

Dari ketidak pastian dan ketidak tahuan besarnya rizki inilah yang membuat dan mengharuskan kita agar selalu berusaha dan bertawakkal kepadaNya. Coba bayangkan kalau kita sudah tahu besarnya rizki kita ketika umur sekian dan nanti umur sekian besarnya sekian, kan jadi kacau dunia ini karena tidak akan pernah ada seseorang yang dg gagah berani berusaha sekuat tenaga karena sudah terlanjur tahu besarnya rizkinya. Tetapi dari sini kita dapat mengambil hikmah bahwa dengan berusaha baru kita akan mendapatkan rizki itu. Dan saya rasa memang seharusnya demikian.

Kembali ke azas bahwa rizki telah ditentukan oleh Sang Maha Pemurah. Dan kita tidak tahu berapa rizki kita yang sampai di tangan kita. Dari sini kalau saya mengambil pemikiran bahwa rizki kita ini sebetulnya bisa saja tidak terbatas, ya kan? Kan semua dari kita tidak tahu batasan rizki kita semua yang sampai di tangan kita kan? Hanya kita sendiri yang sering membatasi diri dalam memperoleh rizki. Kita semua yang tidak mau berusaha lebih untuk menjemput rizki itu, dimana Sang Maha Pemurah telah menyebar rizki itu dimana-mana.

Ambil contoh saya sebagai seorang karyawan disebuah perusahaan. Saya memperoleh gaji tiap bulan setelah bekerja selama 24 hari ( seminggu 2 hari libur). Kalau saya tidak pernah berusaha mencari rizki yang lain ( yg halal) maka yang saya dapatkan ya sebatas gaji itu. Tidak akan ada tambahan gaji, tidak akan mendapat kenaikan bila perusahaan tidak menaikkan gaji, dan tidak ada bonus tiba-tiba bila tidak ada keputusan dari management. Artinya rizki saya berupa uang untuk biaya hidup ya sebatas dari gaji saja, tidak ada tambahan lainnya.

Ketika saya mau bekerja dan berpikir lebih dari biasanya sedikit saja, misal saya mencoba berjualan es di pinggir jalan dengan mempekerjakan satu orang, maka dari berjualan itu saya mendapatkan tambahan uang dari keuntungan 25 ribu sehari, atau 20 ribu lah katakan. Disini saya telah berupaya meraih rizki Allah dengan berjualan dan secara perhitungan rizki saya naik 750 ribu sebulan dibanding sebelumnya. Dari sini anda bisa membedakan kan, dimana arti sesungguhnya rizki bagi umatNya itu kan?

Sekarang diandaikan setelah beberapa tahun berjalan usaha itu, dan sekarang sudah mencapai 50 gerobak, maka disisi lain saya telah menciptakan lapangan kerja bagi sesama dan walaupun sedikit telah menebar rahmat bagi sesama pula. Kita jadi lebih berguna bagi sesama dan bagi keluarga kita karena rizki saya telah naik berlipat-lipat dibandingkan sebelum berusaha berjualan es.

Makanya telah dikatakan bahwa rizki Allah itu sebenarnya tersebar dimana-mana, tinggal kita saja pandai mengambilnya atau tidak. Dan setelah kita mengambilnya, jangan sekali-kali lupa dengan aturan selanjutnya bahwa rizki yang sampai kita itu bukan milik kita seluruhnya, tetapi merupakan milik orang lain yang membutuhkan, cuma rizki itu turun lewat tangan kita. Karena harta kita yang sesungguhnya adalah harta kita yang telah kita sedekahkan, dan harta kita yang lain adalah harta titipan saja, kapan dan dimana saja bisa diambil sang pemiliknya yaitu Sang Maha Kaya Allah SWT. Tidak ada dalam sejarah orang yang banyak bersedekah itu akan jatuh miskin, bahkan sebaliknya karena Allah berjanji akan mengganti berlipat-lipat harta yang kita sedekahkan.

Makanya marilah kita semua mulai membuat pilihan dan sikap untuk mulai menggunakan pikiran dan tenaga kita ini lebih untuk menjemput rizkiNya. Seenak-enak perasaan hati adalah ketika kita bersedekah kepada orang yang sangat membutuhkan dan orang tersebut merasakan bersyukur sekali seperti mendapatkan durian runtuh. Dan apabila kita berusaha lebih dengan hasil lebih pula, maka kita dapat menambah banyak sedekah kita. Ya gak?

Marilah kita berlomba menjemput rizki Allah yang tersebar dimana-mana secara halal untuk berniat semakin banyak pula kita berbuat dan berguna bagi sesama. Ayo...ayo...!!!

Tetap semangat..!!!!!!

Ariev (employee on one of the thousands companies in Jakarta)

Monday, August 20, 2007

UNTUNG RUGI DLM USAHA & MIMPI SAYA

Dalam dunia entrepreneur, kita sering menjumpai kata-kata usaha, profit, laba dan rugi. Hal-hal itu semua memang akan sangat mempengaruhi disamping hal lain yang tdk saya sebutkan yang tidak kalah penting. Ketika kita mempunyai dan memulai usaha baik itu skala kecil atau sedang dan besar, kita akan menemui hal-hal yang berhubungan dengan itu. Dan kalau saya simpulkan lagi dari berbagai macam itu, yang paling sering kita jumpai adalah untung (profit) dan rugi. Jadi tiap kali akhir bulan atau akhir hari waktu jualan kita, selalu kita menghitung perolehan (omset), dan dari omset itu setelah dikurangi biaya operasional seperti sewa kios (cicilan harian), uang listrik dan air, gaji karyawan dan untuk belanja lagi guna menjaga stok barang besoknya dan lain-lainnya, maka kita akan mendapatkan selisih hasil usaha. Dari pengurangan itu semua akan kita dapatkan hasil nett (bersih) yang dinamakan laba. Kalau masih ada sisa ya berarti laba, kalau kurang berarti rugi. Itu cara paling gampang untuk berhitung ketika kita memulai usaha.

Setelah melewati beberapa waktu, kita akan semakin tahu bagaimana kebutuhan usaha kita dan bagaimana optimalisasi dalam segala bidang yang melingkupinya. Pada bagian mana yang memerlukan pengeluaran paling banyak, sehingga diperlukan pengurangan pengeluaran, atau sebaliknya. Semua itu bisa kita lakukan apabila semua arus uang itu kita tulis dalam pembukuan harian. Pembukuan ini sangat penting sebagai kontrol arus uang yang ada. Dari sini juga kita dapat mengetahui untung ruginya usaha dan optimalisasi apa yang perlu dilakukan terhadap berbagai hal.

Apapun jenis usahanya dan berapapun kecil atau besarnya usaha itu, semua tidak akan bisa lepas dari pembukuan dan untung rugi ini. Dan ketika usaha yang kita rintis sudah jalan, dan sudah selalu menunjukkan arus kas positif, maka kita tinggal memikirkan cara duplikasi usaha saja. Sering saya berpikir hal yang paling sederhana dalam usaha, yaitu jualan es pakai gerobak. Ambil lah keuntungan nett nya 25 ribu sehari. Kalau punya 4 gerobak kan 100 ribu sehari, dan 3 juta sebulan. Kalau 10 gerobak, berarti 7,5 juta sebulan, nah kalau 25 gerobak. Hitung saja sendiri dan ini yang membuat saya tergiur dg hal seperti itu. Dari sini, artinya kita sudah menjalani usaha dimana uang yang bekerja untuk kita bukan kita yang bekerja untuk uang.

Dan apabila duplikasi sudah jalan, kita tinggal membuat pengembangan dan mencari ide-ide kreatif lainnya. Kita tinggal mencari bentuk usaha baru dan sekalian jangan tinggalkan pengembangan usaha yang lama. Setelah usaha-usaha kita berjalan dg lancar, sambil jalan hasil dari usaha itu bisa kita alihkan untuk main di properti. Dari kecil-kecil dulu lama kelamaan kita akan terbiasa dan akan menjadi hal yg biasa.

Semua harus kita leverage kan. Baik usaha atau investasi. Karena dengan daya ungkit tersebut, maka yang kita kejar adalah percepatan. Kalau kecepatan kita bertambah, maka percepatan dibantu dg leverage akan membuat semakin cepat.

Saya selalu mempunyai dream untuk hal-hal diatas. Sampai sekarang saya selalu memimpikan untuk bisa bebas dari rutinitas dan keterkungkungan selama ini sebagai TDB. Saya selalu membayangkan dan merasakan (atractor factor) dalam 5 tahun ke depan saya mempunyai banyak usaha walaupun kecil-kecil. Kios mie yamien dan mie ayam serta bakso ada 10 buah, peternakan ayam 20.000 ekor, rice mill dg mesin 4 buah dan gudang kapasitas 50 ton, warnet & game center 4, gerobak sop buah 10 tempat , outlet gethuk " Ayu " Magelang 20 tempat, gerobak tahu goreng kentucky (tahu mekrok) 5 tempat, punya properti senilai 1 M, dan mobil keluaran minimal tahun 2005 dr merk terkenal dan mewah.

Dari sekarang saya selalu berusaha merasakan dan membayangkan hal diatas. Itu hanyalah mimpi yang selalu saya bayangkan tiap hari, karena dari mimpi ini -yg nota bene gratis- saya selalu mengarahkan langkah saya kesana.

Tapi dari usaha-usaha itu tidak selalu hal manis dan baik yang saya terima. Sering saya menemukan usaha saya dalam suatu bulan mengalami kerugian, sehingga saya harus nombokin kerugian itu. Dari yang cuma puluhan dan ratusan ribu hingga jutaan juga sering saya alami. Dalam menghadapi hal-hal yang kurang mengenakkan itu, kita harus selalu positif thingking dan selalu menjaga semangat kita. Rugi dalam usaha semakin sering kita temui , tetapi jangan terlalu sering apalagi tiap bulan, dengan sendirinya akan membuat kita semakin dewasa dan semakin tahu permasalahan yang ada di depan kita. Semakin banyak duplikasi usaha dan banyaknya macam usaha, maka akan semakin sering kita menghadapi masalah-masalah tersebut. Rugi di salah satu cabang usaha akan semakin sering kita temui, permasalahan dg pegawai juga, belum masalah-masalah yg lain. Tetapi setelah kita menjalani semua, kita akan semakin tahu cara minimalisir semua itu, dan kita akan semakin dewasa dalam berusaha. Saya yakin bahwa seseorang yang jatuh adalah biasa, tetapi seseorang yang jatuh dan bangun lagi adalah luar biasa !!!

Makanya disela-sela waktu saya sebagai TDB, saya selalu meluangkan sebisa saya untuk ikut dalam operasional dan pengelolaan usaha-usaha saya. Tapi hasil dan goal memang masih jauh, tetapi saya harus berlari semakin cepat untuk mengejarnya.

Salam FUNtastic dan tetap semangat !!!
Salam entrepreneur Indonesia !!!

Ariev
Owner " GEMILANG " food group

Monday, August 13, 2007

SOP BUAH " GEMILANG " ( PERSIAPAN BUKA )



Saat ini saya sedang mempersiapkan satu usaha baru kecil-kecilan yaitu SOP BUAH " GEMILANG ". Rencana saya mau buka jualan sop buah ini di dekat rumah saya di Harapan Indah dengan menggunakan gerobak kecil dan mangkal di sekitar bundaran ikan Kota Harapan Indah.

Sop Buah memang belum setenar es buah atau minuman lain seperti es cendol atau lainnya walaupun es ini telah lama lahirnya. Makanya niat saya selain mengais rizki dan menebar rahmat juga ingin menyebar luaskan sop buah ini. Banyak orang yang belum tahu kalau saya bilang mau jualan sop buah. Makanan apa itu ya? He..he...

Sop buah adalah berbagai macam buah dari apel, anggur, pepaya, bengkuang, sirsak, nanas, rambutan, kelengkeng, pir, nangka, kelapa muda, manggis, jambu, sampai durian tergantung musimnya. Buah - buahan ini dijadikan satu , diberi susu dan bumbu serta es. Wah mak nyussss bener deh pokoknya, apalagi dimakan (atau diminum ya?) waktu siang terik gitu. Hmmmmm...seger tenan...




Ide ini sebetulnya sudah lama, cuma karena waktu saja yang membatasinya. Waktu itu saya dan keluarga jalan-jalan ke Bandung, dan disana kami membeli jajanan di pinggir jalan dimana yang membeli sampai antri bermobil-mobil. Dan itulah sop buah. Memang dasar otak saya ini kalau ada sesuatu yg aneh dan dapat menghasilkan uang langsung on, makanya sesampai di rumah istri tercinta langsung mencoba membuat adonan sop ini. Eh..ternyata rasanya persis enak sekali. Dari situ kami berniat untuk berjualan mengais rizkinya Allah SWT dengan berdagang sop buah ini.

Ayo datang dan rasakan sop buah GEMILANG dan doakan ya, semoga usaha ini membawa berkah yang berguna dan laris manis. Amin.

Ariev

Thursday, August 9, 2007

JALAN-JALAN JKT-BANDUNG-TASIK-GARUT-JKT

Sepulang dari China selama 2 bulan, seolah-olah merasakan kebebasan yang sangat besar. Bisa ketemu keluarga tercinta, bisa nengokin usaha-usahaku lagi dan bisa merasakan libur walau beberapa hari. Sejak dari China ketika telpon-telponan dengan istriku, aku janji mau ngajak jalan-jalan istriku dan anakku Shafira yang kebetulan memang pas lagi liburan sekolah.

Pagi, hari Sabtu kami jalan tanpa tujuan mau kemana. Yang penting jalan dan sudah membawa perlengkapan baju ganti untuk beberapa hari. Mau kemana, nanti kita pikirkan di jalan, kataku dan istriku mengiyakan. Yah sekali-kali kita pergi dengan spontanitas saja ya, kan asyik. Sesampainya di tol dan menemui persimpangan, aku tanya istriku dan anakku, mau ke mana nih? Dan serentak dijawab belok kiri saja, yang artinya ke arah Cikampek.

Mobil menyusuri tol dengan kecepatan santai, sampai akhirnya ketemu pertigaan lagi. " Mau ke mana , kiri apa lurus? " tanyaku. " Kiri saja ya, kita ke Bandung", kata istriku dan diiyakan anakku. Oke..!!! Dan akhirnya kami ke Bandung mampir di Buah Batu nengok warnet kami sampai sore. Malamnya kami nginep di Bandung, dan paginya seperti kemarin lagi. "Mau ke mana nih hari ini?", tanyaku. " Ke mana ya?", tanya balik istriku. Akhirnya kami putuskan agar anakku yg mutusin. " Shafira ingin ke tempat Pak De ke Tasik", jawab anakku. " " Oke kita jalan ke Tasik sekarang. Let's go..!!!!".

Siang sesampainya di Tasik, kami langsung singgah di rumah Pak De Didi, kakaknya istriku. Dia mengelola peternakan ayam sekitar 30.000 ekor lebih. Akhirnya kami sore-sore berangkat untuk melihat-lihat kandang dan ayam kakakku. "Wah banyak sekali ya?", teriak anakku. "Kapan kita punya ayam sebanyak itu ?", tanya anakku kepadaku. " Nanti suatu saat pasti kita akan punya ayam sebanyak ini", jawabku. Memang sekarang aku baru punya 10.000 ekor, tetapi targetku sambil jalan nantinya harus punya kapasitas minimal 20.000 ekor dan kalau bisa lebih seperti kakakku ini. Tapi target awalku 20.000 ekor dulu sebelum aku siap untuk keluar kerja. Setelah keluar dan TDA, insyaAlloh aku bisa menaikkan target menjadi 30.000 ekor atau bahkan lebih. Amin, semoga Alloh mendengarnya dan merupakan doaku yang didengarNya dan di kabulkanNya.

Malemnya kami kami nginep di Tasik dan menikmati indahnya suasana malam kota Tasik. Pagi harinya, kami kembali tidak ada tujuan kemana akan meneruskan perjalanan. Ngobrol-ngobrol sama seseorang, kami diberi tahu tempat dimana kami bisa menikmati rumah dan budaya asli sunda yang selain dijaga keasliannya dan orisinalitasnya oleh penduduk sendiri, juga didukung oleh pemerintah setempat. Tempat itu bisa ditemui dalam perjalanan antara Tasikmalaya ke arah Garut, dan namanya Kampung Naga. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan pagi harinya ke arah Garut. Perjalanan benar-benar kami nikmati dengan pelan-pelan dan santai. Dan ternyata enak dan nyaman juga kalau kita bepergian, dan kita tidak diburu waktu selama perjalanan. Benar-benar mengasyikkan dan bisa enjoy. Sekitar 45 menit dari Tasik, kami menemukan tempat yang dimaksudkan, yaitu suatu desa yang letaknya harus ditempuh dengan jalan kaki melewati tanjakan sebanyak 350 an anak tanjakan. Mobil kami parkir ditempat parkir, dan kami diantar oleh seoarang guide dg bayaran 30 ribu. Jalan yang dilewati mulai melewati jalan menurun. Setelah habis turunannya, kami disuguhi sebuah sungai yang mengalir alami dengan pemandangan sangat indah disebelah baratnya pegunungan yang asri. Banyak anak-anak dan orang tua sedang mencari ikan di sungai.


Preview

( suasana Kampung Naga dengan sungainya )

Preview

( suasana jalan ke arah Kampung Naga )

Dari guide kami ini, kami tahu bahwa di desa kampung Naga ini tidak boleh ada listrik, dan jumlah rumah dipertahankan tetap jumlahnya sekitar 125 rumah. Apabila ada seorang anak yang mau membangun rumah, maka dia harus membangunnya diluar desa tersebut.


Preview

( rumah istirahat di tengah sawah )


Preview

( kolam ikan yg tertata rapi dg kamdang ternak )


Sampai di desa tsb, kami diajak keliling melihat sistem irigasi dan cara hidup orang-orang disana. Mereka hanya hidup dari bertani swah disekitar desa dan mencari ikan. Sambilan mereka memelihar kambing dan ikan di kolam. Kolamnya tertata dengan rapi dan semua kandang kambing serta kamar mandi harus jauh dari rumah. Kandang-kandang itu berjejer ditepi kolam dg rapi. Rumah mereka rumah panggung beratapkan ijuk dengan dinding kayu atau bambu (gedhek). Mereka sanagat menjaga keseimbangan hidup ini dengan alam sekitar. Tidak ada rasa serakah, iri, dengki dan saling membantu. Kami duduk disana ngobrol denagn warga Kampung Naga, dan ak sangat merasakan suasana yang sangat lain dengan di Jakarta. Yang ada disana adalah saling membantu dan saling menghargai, baik dengan tetangga sendiri, dg pendatang dan dengan alam sekitar. Wah sungguh enak sekali bisa hidup dengan lingkunagn dan budaya seperti ini.

Preview

( Aku, Shafira, dan istriku (Erning))

Preview

( suasana di Kampung Naga )


Dan disana kami banyak temui bule-bule dari luar neger yang jauh-jauh datang hanya untuk melihat kehidupan yang sangat harmonis dengan alam. Dari guide kami, aku tahu bahwa kalau mau nginep di kampung ini, bisa saja dengan membayar seikhlasnya semalam, tetapi jangan kaget, karena kita akan tidur di lantai kayu tanpa tempat tidur dan kasur. Sungguh alamiah sekali. Makanan kita bisa bawa sendiri atau bisa dimasakkan yang punya rumah." Sering anak-anak sekolah nginep disini Mas kalau musim liburan. Satu rumah bisa menampung 5 sampai 6 orang dan hanya membayar rata-rata 50 ribu. Kami dilarang meminta bayaran, tetapi kami hanya menerima keikhlasan dari para tamu, " guide kami bercerita. "Wah sungguh sangat menarik nih. Suatu saat aku ingin nginep disini Pak ya? " kataku. " Boleh Pak nanti cari saja saya kalu mau nginep, dan bisa nginep di rumah saya," jawab guide itu.

Preview

( suasana rumah di Kampung Naga )
Preview


( rumah panggung di atas kolam - bersih banget ya..? )


Sore, sekitar jam 15.00 kami berangkat ke Garut masih dengan perjalanan yang santai apalagi pemandanagn sangat indah. Sampai Garut kami singgah di Masjid Agung Garut untuk shalat asar. Setelah shalat, kami duduk-duduk di tepi masjid sambil menikmati ketoprak ala Garut dan minuman yang banyak dijual disekitar halaman masjid. Nah waktu makan itu aku dapat kenalan diman setelah cerita kesana kemari, ternyata dia punya adik kandung yang punya usaha sop buah di Bandung dan sangat rame. Dan dari ngobrol itu kami ditawari untuk mampir dan mencoba sop buahnya ( tunggu cerita di lain episode " Berburu Sop Buah di Bandung). "Wah enak sekali ya kalau jalan-jalan dengan suasana memang nyantai seperti ini, " kata istriku. He..he..dan ngirit lagi ya kan? Makan di tepi jalan, nginep kadang-kadang di saudara, sekalian silaturahmi.

Setelah makan dan duduk-duduk, kami melanjutkan perjalanan ke Kampung Sampireun yang terkenal itu. Setelah sampai sana, sungguh suasana pedesaan yang sangat asyik dan alami yang kami temui, cuma sayangnya sewa rumah permalamnya agak mahal.

Preview

( Kampung Sampireun di waktu sore )
Preview
( danau dan rumah di atasnya )

Preview

( suasananya itu lho..? )


Kami juga menerusakan perjalanan kami ke Cipanas, dan sekali lagi menginap disana. Pagi harinya kami sewa delman untuk muter-muter kota Garut dengan delman. Enak juga ya naik delman muterin kota. Shafira sampai protes mau ngajk pulang dengan alasan nanti kalau masuk sekolah terlalu panjang kalau disuruh bercerita sama bu guru. He..he...ya jangan ceritain semua dong. Ya kan.

Preview

( Shafira kecapekan jalan-jalan )
Preview
( kalo mo nginep dg suasana sawah dan diatas sawah )

Dan akhirnya setelah sekitar 4 hari kami jalan-jalan kami putuskan untuk kembali ke Jakarta dengan membawa banyak cerita. Cerita dan pengalaman untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Shafira dan istriku sekarang selalu menagih janji untuk jalan-jalan lagi. He..he..capek lah yaoo? Nanti lagi ngumpulin duit dulu.

Ariev
Owner " CENTRALNET " Sukabirus - Bandung

Wednesday, August 8, 2007

MIE YAMIEN, MIE AYAM & BAKSO " GEMILANG " ( KILAS BALIK)

Ketika teman lamaku datang ke rumah, aku seperti merasakan surprise sekali. Maklum dia ini temanku dulu satu kelas di SD yg sama dan rumahnya bersebelahan dengan rumah orang tuaku di kampung asli ortuku yaitu Magelang. Setelah lulus, aku hijrah berkeliling keluar dari kampungku dan menetap di tempat nenekku untuk meneruskan sekolah. Dari sejak masuk SMP sampai tamat kuliah, aku sudah pisah dg orang tua karena ortuku selalu menyerahkan pilihan dimana aku mau sekolah kepadaku. Maka dari setamat SD aku pisah dg teman-teman sepermainanku. Sekali-kali saja kalau aku pulang ke kampung ortuku, aku bertemu dg teman-teman SD ku dulu.

Preview

( kios Mie " GEMILANG " pertama di Rorotan Jak-Tim )

Nah, sore itu temanku Yanto datang ke rumah. Dari sore hingga malam, kami ngobrol kesana- kesini mengulang dan mengingat temen-teman yg lain sambil bernostalgia. Sampai pada saatnya aku tahu bahwa Yanto ini dari lulus SMA sudah merantau ke Jakarta dan mulai belajar dagang. Kalau teman-teman lainnya setelah lulus SMA atau STM langsung mencari kerja di pabrik atau perusahaan baik di Jakarta, Tangerang atau Bekasi karena tdk ada biaya untuk meneruskan kuliah, tetapi lain dengan temanku satu ini. Dia sangat tidak mau kerja ikut orang dlm arti di perusahaan atau di kantoran. Katanya lebih enak jualan, karena bisa bebas walau hasil tidak tentu. Tetapi hal itulah tantangannya, katanya.

Preview

Aku dan Yanto
Dari jualan sumbu kompor di pinggir jalan, jualan celana panjang, gethuk, salak pondoh, sampai terakhir ini jualan mie yamien dan mie ayam. Nah, dari sinilah dia menawarkan kerja sama denagnku untuk jualan mie yamien dan mie ayam. Pertamanya aku tidak percaya bahwa dia itu bisa bikin mie enak, apalagi mie yamien dan ayam. Tetapi dia meyakinkan aku bahwa dia sudah 2 tahun lebih jualan mie ayam ini dan hasilnya bagus sekali dikarenakan banyak langganan dan rata-rata mereka bilang mienya enak.

Memang sekarang aku akui bahwa ternyata temanku ini jago sekali masak. Dulu dia diajari bikin mie ayam biasa, tetapi setelah bisa, mie ini dia modifikasi sendiri sampai akhirnya mendapatkan rasa yang enak sekali. Memang lain rasanya dibanding mie yamien dan mie ayam lainnya. Lebih gurih, enak dan kalau pedas, wahhh...mak nyuss banget.

Preview

Hmmmm.....jadi laper nih. Pedesss...uenakkk dan mak nyuusss...
Akhirnya aku bilang ke dia bahwa aku mau kerja sama, dimana aku modalnya tetapi ada syarat, yaitu setelah buka dan laris, maka harus buka cabang dan buka cabang lagi sampai cabang kita banyak. Yanto hanya diam dan tidak percaya sambil berkata, " tanganku dan kakiku ini cuma dua, bagaimana mau buka cabang lebih dari dua atau tiga bahkan banyak ? ". He..he...akhirnya aku menjelaskan bagaimana konsep pemasaran melebar, bagaimana kita harus membangun sistem, dan bagaimana kita harus belajar mendelegasikan kepada orang lain dan tidak perlu semua kita yang menangani, dan yang penting bumbu tetap menjadi pegangan dia. Aku beri gambaran juga bagaimana kita nanti melaksanakan pendistribusian bumbu dan lainnya apabila kita punya cabang banyak. Dan akhirnya aku lihat dia berbinar-binar tandanya setuju. Bagus itu Riev, aku setuju sekali kalau seperti itu.

Nah mulai saat itu, kami berdua selepas dia jualan, kalau ada waktu kami muter-muter cari tempat yg sesuai. Akhirnya setelah mengalami kegagalan pertama cabang kami di perumahanku, kami membuka cabang kami di daerah Rorotan Jakarta Timur. Dengan uang sewa sekitar 6 jutaan setahun dan kontrak rumah petak satu, kami mengais rejeki kios mie kami yg pertama, dan alhamdulillah sekarang telah jalan hampir satu setengah tahun dengan hasil yang lumayan. Jalan yang tidak mulus telah kami lalui dalam berjualan ini, tetapi sekali lagi alhamdulillah kami sekarang sudah merasakan hasil yang lumayan. Sering aku berpikir, apabila punya 10 kios dengan hasil penjualan seperti ini saja, mungkin aku berani keluar kerja dan tinggal ngurusin mie dan memikirkan pengembangannya. Tapi aku sekarang yakin, bahwa suatu saat pasti kami akan mempunyai bahkan lebih dari sepuluh, bahkan rencananya kami akan membuka di luar Jakarta bahkan di Magelang juga akan kami buka.

Preview

Mie Yamien , Mie Ayam & Bakso " GEMILANG "

Preview

Sedang melayani pembeli setia," Mas bungkusin 4 ya ? ".

Mie kami ini kami beri nama Mie Yamien, Mie Ayam & Bakso " GEMILANG ", dan semua usaha makanan kami yang lain ( lihat postingan sebelumnya dan setelah ini ) kami beri nama brand " GEMILANG ". Kami yakin bahwa suatu saat semua usaha makanan kami akan maju dan memberikan manfaat bagi kami dan semua karyawan kami. Semua ini aku kelola dengan mengedepankan kekeluargaan dan manfaat bagi kami semua.

Sampai saat ini, anakku Shafira dan istriku sangat doyan banget mie ini. Sampai sekarang Kami pernah mengalami juga kegagalan membuka cabang ke - 2 dan ke - 3 Kami. Tetapi aku tidak akan surut semangat, karena memang dengan kegagalan ini aku semakin tahu dan semakin punya pengalaman dalam menjalankan usaha ini. Kini aku akan semakin serius dalam mengelola semua usaha makananku ini. Dan pengembangan adalah tujuan selanjutnya untuk menaikkan omset dan profit kami. Dalam waktu dekat ini, alhamdulillah kemarin ada tawaran mengisi makanan di Tip Top Pondok Gede, dan Kami sedang mempersiapkan semua. Semoga cabang Kami kali ini akan memberikan berkah yang baik bagi Kami semua. Amin.

Preview

Shafira sedang makan mie, " uueeenakk teenann...", katanya.

Selama satu setengah tahun ini, cabang Kami di Rorotan telah jatuh bangun dalam mempertahankan penjualannya. Dan selama satu setengah tahun pula di sana Kami mengumpulkan semangat untuk semakin maju. Tiap hari rata-rata tidak kurang dari 70 porsi telah habis. Dan dengan daya upaya dan doa Kami, semoga di kemudian hari Kami dapat mengembangkan usaha ini dan usaha-usaha yang lainnya. Amin.

Selamat mencoba Mie Yamien, Mie Ayam & Bakso " GEMILANG ".

Ariev <==> Owner " GEMILANG " Foods Group.

Tuesday, August 7, 2007

MIE YAMIEN & MIE AYAM "GEMILANG"

Preview




BAKMIE & BAKSO RUSUK " GEMILANG "
MENERIMA PESANAN UNTUK PESTA DAN PERNIKAHAN
HUB. ARIEV : 081314192002 - 021 71499952
SEDIA :
MIE YAMIEN
MIE AYAM
BAKSO RUSUK
MIE YAMIEN BAKSO
MIE AYAM BAKSO
MIE YAMIEN RUSUK
MIE AYAM RUSUK
MIE YAMIEN BAKSO PANGSIT
MIE AYAM BAKSO PANGSIT
BAKSO RUSUK
BAKSO KUAH
BAKSO KUAH PANGSIT
DAN BERBAGAI MINUMAN
H. A. L .A. L & E .N. A .K

Monday, August 6, 2007

CV " PADI JAYA " ( KILAS BALIK )

Setelah saya pindah tugas dari Belawan, Medan ke Jakarta, saya saat itu masih teringat terasa agak berat dikarenakan tugas di kantor pusat adalah menjadi momok semua orang selama ini khususnya bagian teknik seperti saya. Banyak alasan yang melandasi hal tersebut, salah satunya adalah di kantor pusat jarang sekali ada perjalanan dinas ke luar kota, sehingga secara nominal kita hanya akan memperoleh gaji bulanan yang kita punya. Tapi ternyata hal itu malah bisa membuka mata saya selama ini dari sebuah dunia yang sesungguhnya yang selama ini tidak saya pikirkan.

Selama satu tahun saya di pusat, memang saya rasakan ada pengurangan pendapatan bulanan. Alhamdulillah istri tercinta tidak banyak menuntut karena sudah tahu kondisi tersebut. Bermula dari kondisi itu, saya selalu berpikir bagaimana saya dapat minimal mempertahankan gaya dan standard hidup saya atau meningkatkan, bukannya menurunkannya dengan penghasilan bulanan saya. Setelah berpikir, maka saya mendapatkan jawaban bahwa satu-satunya jalan adalah dengan membuka usaha sehingga saya mendapatkan tambahan dari usaha tersebut.

Jiwa entrepreneur memang telah lama dari sejak saya masih sekolah saya rasakan. Dulu sering saya jualan kaos dg sablonan almamater, jualan minimam teh botol kalau ada acara dikampus, dan menerima les privat untuk SMP dan SMA dimana saya datang ke rumah muridnya. Semua itu saya jalankan demi untuk mendapatkan tambahan uang saku saya selama kuliah.

Ketika satu tahun saya jalani di Jakarta, saya bulatkan tekad dg istri untuk membuka usaha pertama saya. Uang THR dan sedikit tabungan yang kami punya kami belikan alat-alat untuk rice mill (penggilingan padi) di daerah istri saya Purbalingga. Otomatis saya dan keluarga saya lebaran saat itu tdk dapat membeli apa-apa karena uang kami habis untuk membeli peralatan rice mill. Dengan uang sekitar 12 juta, kami dirikan usaha pertama kami diatas tanah mertua dg nama CV " PADI JAYA " dengan didukung perijinan yg lengkap dan mesin penggilinagn 2 set serta kakak istri saya bersedia sebagai pengelola disana dengan 2 orang anak buah.

Dua hari pertama sebagai pengenalan rice mill baru kami , maka kami gratiskan untuk umum. Betapa terharunya kami melihat orang-orang datang berbondong-bondong membawa gabah untuk digilingkan. Maklum saja karena dua hari ini gratis, pikir saya. Hari ketiga, ternyata seperti dugaan kami, penggilingan ini sepi pengunjung karena mereka telah menghabiskan dua hari sebelumnya. Hari-hari selanjutnya kami hanya bisa berdoa agar usaha kami pertama ini bisa menghasilkan.

Setelah satu bulan jalan, saya kembali melihat hasilnya dan ternyata lumayan. Melihat peta persaingan, memang di dekat kami ada 2 rice mill yang telah lama beroperasi. Mereka menjadi saingan kami. Tapi saya memutar otak bagaimana agar rice mill ini bisa eksis, kalau perlu bisa tambah maju. Ketika pulang, saya diskusi dengan kakak istriku dan dihasilkan kesimpulan kalau mau rame, kita harus mempunyai juragan gabah yang selalu membawa gabah ke kita karena juragan ini membawa gabahnya dalam jumlah ton-tonan, sementara petani paling hanya satu atau dua kwintal saja. Akhirnya selain melayani petani, kami bertekad untuk menarik para juragan gabah dan melakukan promosi buat mereka yang telah mempunyai langganan rice mill.

Setelah kami cari-cari informasi dari juragan gabah, ternyata di tempat langganan mereka ada beberapa penarik agar mereka mau menjadi pelanggannya, dari simpanan 10% dari biaya giling yg menjadi milik juragan, sampai mereka yang merasa nyaman dan aman kalau menitipkan gabah di selipan. Semua promosi itu kami kumpulkan dan kami sampaikan ke beberapa pedagang selain sebagai penarik mereka kami juga mempunyai beberapa ide sendiri. Dan ternyata alhamdulillah beberapa orang mau menjadi pelanggan kami.

Hari demi hari kami jalankan usaha ini dg semangat pelayanan yg tinggi, dan setelah usia satu tahun, kami telah mempunyai juragan yang setia sebanyak kurang lebih 12 orang, sementara rice mill lainnya paling banyak mempunyai 2-4 orang. Semua ini adalah hasil jerih payah usaha kami selama ini yg tidak henti-hentinya selalu menjaga mutu hasil gilingan dan pelayanan kami. Tetapi kami yakin bahwa mempertahankan semua ini jauh lebih sulit dari pada memperjuangkannya. Dan selain mempertahankan, kami ingin meningkatkan semua yang telah kami capai ini.

Dari pertama rice mill ini yg masih berupa bangunan tdk permanen dan dengan halaman jemur gabah yg sangat sempit, alhamdulillah sekarang telah meningkat menjadi bangunan permanen 7x10 m2 dengan lantai jemur berkapasitas mampu menampung sekitar 8 - 9 ton gabah dan tanah yg kami tempati telah kami beli. Hasil per bulan itulah yg saya kumpulkan dan tdk saya pergunakan, tetapi selalu untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendukung yg diperlukan.

Waktu berjalan terus, dan telah 3 tahun kami berjalan, dari rice mill tsb, sekarang saya telah memiliki selain rice mill juga peternakan ayam pedaging dg kapasitas 10.000 ekor dan kolam ikan 2 buah yang bersebelahan dg penggilingan padi saya.

Tantangan ke depan masih banyak yang harus kami garap dan usaha peningkatan apa saja yang harus kami rencanakan telah kami siapkan dari sekarang, dan semua ini adalah persiapan kalau saya suatu saat nanti keluar kerja dan akan pulang ke kampung istri saya menikmati hidup yg sangat indah ini. Bagi saya, kerja ikut orang atau perusahaan adalah sebuah pilihan yang terpaksa karena semua hidup saya diatur oleh perusahaan. Ditambah kondisi Jakarta yg semakin tidak nyaman dan tidak aman, maka semua ini saya perjuangkan untuk mempersiapkan diri untuk impian saya kelak. Target impian saya, saya nantinya akan membangun dan mempunyai peternakan ayam minimal 20.000 ekor dg alat otomatis (sekarang sudah otomatis), dan mempunyai rice mill dg 4 mesin dan gudang gabah kapasitas minimal 50 ton serta armada angkutan 1 mobil pick-up.

Itulah perjalanan awal usaha saya sampai akhirnya dari sebuah rice mill sederhana saya bisa membangun dan mendirikan usaha peternakan ayam dan ikan. Usaha ini sekarang telah menampung sedikitnya 5-6 orang tenaga kerja di desa. Dan ketika pikiran di Jakarta lagi suntuk dan sumpek, selama ini saya selalu meluangkan waktu untuk pulang ke kampung istri sebagai refreshing sekalian melihat usaha-usaha kami.

Hanya ucapan alhamdulilah yg dapat kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT yg telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya selama ini kepada kami semua. Semua adalah titipanNya yang kami jaga dan kami pelihara karena telah menghidupi beberapa keluarga. Dan saya sadar bahwa harta milik kami yang sesungguhnya adalah harta yang telah kami berikan dan kami infaqkan kepada orang lain yang membutuhkan. Makanya saya selalu bersemangat untuk meningkatkan usaha dan membuat usaha yg lain, karena insyaAllah dg usaha-usaha itu saya bisa membantu orang lain dan menebarkan rahmat. Amin

Ariev
Owners CV " PADI JAYA "