Tadi malam, sepulang kerja dan sehabis shalat magrib, saya kedatangan tamu langganan tukang pijitku bersama anaknya 2 orang dan istrinya. Anaknya yang satu berumur 4 th dan yg kecil baru berumur setahun kurang. Setelah mereka juga saya persilahkan shalat, kami ngobrol kesana kemari sambil menikmati minuman yg dihidangkan istriku. Dari ceritanya, saya mengetahui bahwa mereka mampir ke rumah karena habis nengok teman kerjanya yg sakit di Bekasi dan sampai di daerahku ternyata sudah masuk waktu magrib. Kata orang tua dulu bilang kalau membawa anak kecil waktu tsb kurang baik, dan kalau bisa masuk rumah. Saya ya senang saja karena mereka singgah dan shalat dirumah.
Dari obrolan kami yg ringan, akhirnya saya menawarkan apabila ada orang yang sedang membutuhkan tambahan penghasilan dengan mau berdagang gethuk " AYU " Magelangan buatan kami, maka kami menawarkan kerjasama dengan sistem sharing keuntungan dan semua peralatan yang diperlukan untuk penunjang berjualan akan kami sediakan. Dan ternyata di belakang rumah temanku ini adalah pasar kaget yang ramai kalau pagi hari. " Nah itu cocok sekali kalau untuk berjualan gethuk ! Apa ada yang mau jualan disana, nanti aku stock tiap pagi barangnya ", teriakku. " Sepertinya ada tetanggaku seorang ibu yang sedang membutuhkan tambahan penghasilan Mas, karena suaminya barusan kena PHK", kata temenku. " Oke, kalau begitu, aku tunggu ya kabar selanjutnya ", kataku menimpali.
Memang gethuk adalah makanan dari singkong yang digiling lembut asli Jawa, yang makannya dicampur dengan parutan kelapa. Dan gethuk saya ini lain dari gethuk magelang yang aslinya, atau bahkan gethuk lindri yang sudah terkenal itu. Gethuk buatan saya ini sangat lembut sampai-sampai temen-temen kantor dan tetangga yang baru lihat tidak percaya kalau gethuk ini dibuat dari singkong. Mereka semua mengira ini dibuat dari tepung terigu. Dan rasanya, saya jamin akan lain dengan gethuk lainnya dan bahkan dari tiap warna yang ada yaitu coklat, putih, pink, dan hijau akan menghadirkan rasa yang berbeda-beda, karena memang bumbu yang kami pakai adalah bumbu yang berlainan dan dijamin aman. Kalau coklat menghadirkan rasa coklat moca, yang putih berasa gurih, yang pink berasa manis strawberry dan yang hijau akan menghadirkan cita rasa pandan yang wangi.
Kami sudah menyiapkan 3 etalase dan 3 tempat untuk mencoba berjualan gethuk ini. Semoga makanan khas daerah ini dapat diterima konsumen dan dapat memberikan keberkahan bagi team kami. Amin.
Rencananya kami akan launching dagangan ini insyaAllah hari Minggu 22 April 2007. Semua persiapan untuk berjualan satu per satu telah kami penuhi dan kami siapkan. Dan dalam berjualan ini memang tidak membutuhkan tempat yang besar, karena cuma membutuhkan tempat untuk menaruh meja dg ukuran 60 cm X 50 cm saja. Jadi sangat sederhana dan sangat mudah. Semakin mendekati hari H, rasanya semakin deg degan saja. Laku gak ya? Laku gak ya? Itulah pertanyaan yang selalu menggelayut di pikiran saya. Tapi sebagai seorang entrepreneur dan pengusaha - walau kecil-kecilan- seharusnya tidak boleh ragu, dan memang tidak perlu ragu. Jawaban laku atau tidak akan terjawab apabila kita mulai action berjualan. Kalau tidak memulainya, ya kapan kita bisa tahu jawabannya? Dan kalau misalnya tidak laku pun, kita harus berpikir bagaimana biar bisa laku. Kan BEgitu seharusnya cara berpikirnya, kan?
Menurut Ustadz di dalam pengajian, Allah itu menyebarkan rahmat dan rizki di dunia ini tak terhingga banyaknya. Maka dari itu kita harus pandai menangkap rizki yang telah Allah sebarkan itu. Berawal dari situ, maka marilah kita berjuang untuk berburu rizki Allah untuk kemajuan kita bersama dan untuk berjuang di jalan Allah. Karena dengan banyak rizki, maka kita bisa berbuat lebih untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkan bantuan. Tul nggak?
Salam entrepreneur dan majulah entrepreneur Indonesia !!!
Dari obrolan kami yg ringan, akhirnya saya menawarkan apabila ada orang yang sedang membutuhkan tambahan penghasilan dengan mau berdagang gethuk " AYU " Magelangan buatan kami, maka kami menawarkan kerjasama dengan sistem sharing keuntungan dan semua peralatan yang diperlukan untuk penunjang berjualan akan kami sediakan. Dan ternyata di belakang rumah temanku ini adalah pasar kaget yang ramai kalau pagi hari. " Nah itu cocok sekali kalau untuk berjualan gethuk ! Apa ada yang mau jualan disana, nanti aku stock tiap pagi barangnya ", teriakku. " Sepertinya ada tetanggaku seorang ibu yang sedang membutuhkan tambahan penghasilan Mas, karena suaminya barusan kena PHK", kata temenku. " Oke, kalau begitu, aku tunggu ya kabar selanjutnya ", kataku menimpali.
Memang gethuk adalah makanan dari singkong yang digiling lembut asli Jawa, yang makannya dicampur dengan parutan kelapa. Dan gethuk saya ini lain dari gethuk magelang yang aslinya, atau bahkan gethuk lindri yang sudah terkenal itu. Gethuk buatan saya ini sangat lembut sampai-sampai temen-temen kantor dan tetangga yang baru lihat tidak percaya kalau gethuk ini dibuat dari singkong. Mereka semua mengira ini dibuat dari tepung terigu. Dan rasanya, saya jamin akan lain dengan gethuk lainnya dan bahkan dari tiap warna yang ada yaitu coklat, putih, pink, dan hijau akan menghadirkan rasa yang berbeda-beda, karena memang bumbu yang kami pakai adalah bumbu yang berlainan dan dijamin aman. Kalau coklat menghadirkan rasa coklat moca, yang putih berasa gurih, yang pink berasa manis strawberry dan yang hijau akan menghadirkan cita rasa pandan yang wangi.
Kami sudah menyiapkan 3 etalase dan 3 tempat untuk mencoba berjualan gethuk ini. Semoga makanan khas daerah ini dapat diterima konsumen dan dapat memberikan keberkahan bagi team kami. Amin.
Rencananya kami akan launching dagangan ini insyaAllah hari Minggu 22 April 2007. Semua persiapan untuk berjualan satu per satu telah kami penuhi dan kami siapkan. Dan dalam berjualan ini memang tidak membutuhkan tempat yang besar, karena cuma membutuhkan tempat untuk menaruh meja dg ukuran 60 cm X 50 cm saja. Jadi sangat sederhana dan sangat mudah. Semakin mendekati hari H, rasanya semakin deg degan saja. Laku gak ya? Laku gak ya? Itulah pertanyaan yang selalu menggelayut di pikiran saya. Tapi sebagai seorang entrepreneur dan pengusaha - walau kecil-kecilan- seharusnya tidak boleh ragu, dan memang tidak perlu ragu. Jawaban laku atau tidak akan terjawab apabila kita mulai action berjualan. Kalau tidak memulainya, ya kapan kita bisa tahu jawabannya? Dan kalau misalnya tidak laku pun, kita harus berpikir bagaimana biar bisa laku. Kan BEgitu seharusnya cara berpikirnya, kan?
Menurut Ustadz di dalam pengajian, Allah itu menyebarkan rahmat dan rizki di dunia ini tak terhingga banyaknya. Maka dari itu kita harus pandai menangkap rizki yang telah Allah sebarkan itu. Berawal dari situ, maka marilah kita berjuang untuk berburu rizki Allah untuk kemajuan kita bersama dan untuk berjuang di jalan Allah. Karena dengan banyak rizki, maka kita bisa berbuat lebih untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkan bantuan. Tul nggak?
Salam entrepreneur dan majulah entrepreneur Indonesia !!!
2 comments:
aslm..gmn bang jualannya??
mksudnya,sukses opo ora?
Post a Comment